Selasa, 25 Maret 2014

Klasifikasi Media Pembelajaran Matematika



 Klasifikasi Media Pembelajaran Matematika
oleh : Siti Fauziah

Media-media belajar perlu diklasifikasikan menurut suatu metode tertentu sesuai dengan sifat dan fungsinya terhadap pembelajaran. Dari beberapa pengelompokkan media yang disusun para ahli, ada lima kategori media pembelajaran menurut Setyosari dan Sihkabudden (2005), yakni : 1). Berdasarkan secara fisik, 2). Berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang dipeoleh 3).berdasarkan persepsi indera 4).Berdasarkan penggunaannya 5). Berdasarkan hirarkhi pemanfaatannya.
1.    Pengelompokkan berdasarkan ciri fisik
Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya, media pembelajaran dikelompokkan empat macam yaitu :
1)      Media Pembelajaran dua dimensi (2D), yaitu media yang dapat diamati melalui satu arah pandangan saja yang hanya dilihat panjang dan lebarnya saja. Misalnya foto, grafik, peta, gambar, bagan, papan tulis dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar.
2)      Media Pembelajaran tiga dimensi (3D), yaitu media yang dapat diamati melalui semua arah pandangan dan mempunyai dimensi panjang, lebar, tinggi/tebal. Media ini tidak menggunakan media proyeksi dalam pemakaiannya. Media tiga dimensi umumnya merupakan objek sesungguhnya atau miniatur suatu objek. Contoh, model, prototype, bola, kotak, meja, kursi, mobil, rumah, gunung, dan alam sekitar.
3)      Media Pandangan Diam (still picture) yaitu, media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar yang diam pada layar. Misal foto, tulisan, gambar binatang atau gambar alam semesta yang diproyeksikan dalam kegiatan pembelajaran.
4)      Media Pandangan Gerak (motion picture) yaitu, media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar yang bergerak pada layar. Contoh Media televisi, film, Video Recorder.
Gerlach dan Ely (1996) mengelompokkan media berdasarkan ciri fisik ke dalam delapan tipe yang ditulis oleh Asyhar (2012: 47), yaitu:
1.      Real object and model, yaitu media dari benda dan model sebenarnya. Media ini bisa berupa orang, kejadian, objek atau benda tertentu bahkan semua yang ada di alam yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran.
2.      Printed verbal, berupa media persentasi verbal tercetak merupakan kata-kata yang diproyeksikan melalui film bingkai (slide), transparansi, cetakan dipapan tulis, majalah, dan papan tempel.
3.      Printed visuals, adalah media visual cetak seperti bahan presentasi grafis, bagan, peta, grafik, diagram, lukisan, kartun, dan karikatur.
4.      Still picture yaitu potret yang diambil dari berbagai macam objek atau peristiwa yang mungkin dapat dipresentasikan melalui buku, film rangkai (trips film), film bingkai (slide) atau majalah/surat kabar.
5.      Motion picture yaitu film atau video tape dari pemotretan/perekaman benda atau kejadian sebenarnya, maupun film dari permohonan gambar-gambar.
6.      Audio recorder yaitu rekaman suara saja yang menggunakan bahasa verbal maupun efek suara music (sound effect).
7.      Programed instruction, terkenal pula dengan istilah pengajaran terprogram, yaitu sekuen dari informasi baik verbal, visual, atau audio yang sengaja dirancang untuk merangsang adanya respon dari pembelajar. Ada pula yang dipersiapkan dan diprogram melalui mesin komputer.
8.      Simulation adalah peniruan situasi atau proses yang sengaja dirancang untuk mendekati/menyerupai kejadian atau keadaan sebenarnya. Misalnya simulasi metode mengajar guru dan tatacara pelaksanaan haji yang didemonstrasikan sebagai bahan pelatihan, proses industri yang ditunjukkan dengan bantuan komputer, dan lain-lain.

2.    Pengelompokkan Berdasarkan Unsur Pokoknya   (Persepsi Indera)
                                                                                      
Berdasarkan unsur pokok atau indera yang dirangsang, media pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga macam, yakni media visual, media audio, dan media audio-visual. Ketiga penggolongan ini dijabarkan lebih lanjut oleh sulaiman (2001) yang ditulis Asyhar (2012: 48) menjadi sepuluh macam, yaitu:
1.  Media audio: Media yang menghasilkan bunyi, misalnya audio cassette tape recorder, dan   radio.
2.  Media visual: Media visual dua dimensi dan media visual tiga dimensi .
3.   Media audio-visual: Media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam suatu unit media.
4.  Media audio motion visual: Penggunaan segala kemampuan audio dan visual kedalam kelas,    seperti televise, video tape/cassette recorder dan sound-film.
5.   Media audio still visual: Media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidak ada, seperti sound-filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televise.
6. Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tetapi tidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya : telewriting dan recorded telewriting.
7.  Media motion visual: silent film (film-bisu) dan (loop-film)
8.  Media still visual: gambar, slides, filmstrips, OHP dan transparansi.
9.  Media audio: telepon, radio, audio, tape recorder dan audio disk.
10.Media cetak: media yang hanya menampilkan informasi yang berupa simbol-simbol tertentu saja dan berupa alphanumeric, seperti buku-buku, modul, majalah, dll.

3.    Pengelompokan Berdasarkan Pengalaman Belajar

Edgar Dale dan Thomas (Midun, 2009) yang ditulis kembali oleh Asyhar (2012: 49) membuat pengelompokan media berdasarkan pengalaman belajar.

a)         Menurut Edgar Dale

Pengelompokkan media pembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh pembelajar. Jenjang pengalaman itu disusun dalam suatu bagan secara berurutan menurut tingkat kekonkretan dan keabstrakkan pengalaman dikenal dengan nama Dale’s Cone of Experiences (Kerucut Pengalaman Dale).


 
a)     Menurut Thomas dan Sutjiono

Thomas dan sutjiono (2005) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi tiga kelompok (Asyhar, 2012: 50), yakni pengalaman tiruan dan pengalaman verbal dari kata-kata).
1.      Pengalaman melalui informasi verbal, yaitu berupa kata-kata lisan yang diucapkan oleh pebelajar; termasuk rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak seperti bahan cetak, radio, dan sejenisnya.
2.      Pengalaman melalui media nyata, yaitu berupa pengalaman langsung dalam suatu peristiwa (first hand experience) maupun mengamati atau objek sebenarnya dilokasi. Media yang termasuk kelompok ini adalah alam semesta, real process/activities seperti sentra produksi, hutan, pasar, dan sejenisnya.
3.      Pengalaman melalui media tiruan adalah berupa tiruan atau model dari suatu objek, proses, atau benda. Tiruan tersebut bisa berwujud model, prototipe, simulasi proses, tiruan dari situasi melalui dramatisasi atau sandiwara, dan berbagai rekaman atau objek kejadian. Contohnya molimod untuk model molekul, globe bumi sebagai model planet bumi, prototipe produk dan lain-lain.


4.    Pengelompokan Berdasarkan Penggunaan

Penggolongan media pembelajaran berdasarkan penggunaannya dapat dibagi dua kelompok, yaitu media yang dikelompokkan berdasarkan jumlah pengguna dan berdasarkan cara penggunaannya (Midun, 2009).
1.      Berdasarkan jumlah penggunanya
Berdasarkan jumlah penggunanya, media pembelajaran dapat dibedakan ke dalam tiga macam, yakni :
     I.              Media pembelajaran yang penggunanya secara individual oleh peserta didik. Misalnya penggunanya secara individual pada laboratorium, media oto-instruktif, buku teks, evaluasi, dsb.
    II.            Media pembelajaran yang penggunaanya secara berkelompok/kelas, misalnya film, slides dan media proyeksi lainnya.
 III.            Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal misalnya televisi edukasi, film, slide, radio, dsb.

2.      Berdasarkan cara penggunaannya
Berdasarkan cara penggunaannya, media pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu:
1)      Media tradisional yaitu penggunaan media sederhana secara konvensional oleh guru.
2)      Media modern seperti komputer diintegrasikan dengan media-media elektronik lainnya seperti ruang kelas otomatis, proyektor, sistem interkomunikasi.


5.    Berdasarkan Hirarkhi Pemanfaatannya

Menurut Midun (2009), selain jumlah pengguna dan cara penggunaannya, media pembelajaran dapat pula digolongkan berdasarkan hirarkhi pemanfaatannya dalam pembelajaran. Hal ini diungkapkan oleh Duncan, yang ingin mensejajarkan biaya investasi, kelengkapan dan keluasan lingkup dan sasarannya disatu pihak dan kemudian pengadaan serta penggunaan. Keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya dilain pihak, dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hirarkhi.


Referensi

Arsyad, Rayandra. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar